sesuatu yang manis akan terasa lebih manis jika dirasakan bersama

Kamis, 28 Juni 2012

Tentang dia


Beberapa pekan ini aku absen posting.. hiatus yang kulakukan bukan karena sedang dilanda galau tapi karena sedang disandera virus-virus yang tidak pernah kuundang sama sekali.
Mungkin, ini juga karena cuaca sedang tidak bersahabat sehingga iklim yang berubah tak menentu menjadi alasan tubuh kurang fit makin ngedrop.
Dan apotek serta dokter pun mengalami peningkatan dari sisi kesibukan maupun pemasukan. Hmmm...

Maaf sahabat, aku masih bergelut dengan hidung yang mampet, tenggorokan yang kering membuat suaraku sedikit lebih sekseh dari biasanya... dan mungkin sedikit bagian di otakku masih terkontaminasi sehingga postinganku ngelantur kesana kemari *nyengir*. Tapi bukan tentang itu sebenarnya, postingan ini hanyalah intermezzo sesaat tentang apa yang aku lihat saat menunggu di bangku antrian klinik tempat aku menanti dokter yang akan memeriksaku.

Di sudut sana, wanita itu terdiam.. duduk dengan santai dan bersandar pada tembok yang terlihat kusam karena waktu. Pandangannya kosong, wajah penuh debu menyiratkan perjalanan yang dilaluinya telah begitu jauh. Perjalanan nafas yang penuh dengan episode perjuangan raga dan rasa.

Sesaat aku tak peduli dengannya, irama nyanyian nyeri di kepalaku membuatku terbuai dengan pejaman mata, membuatku sibuk berkomat-kamit memohon ampun atas rasa ini. 
Saat aku bahagia, begitu mudahnya aku tertawa dan lupa... Kini, tak henti aku sebut nama-Mu tuk mohon ampunkan segala dosaku :'(
Tiba-tiba wanita itu menangis, perlahan, terisak.. kembali aku tak peduli.. namun sesaat kemudian dia menjerit, berteriak, melotot, dan kembali terisak laksana alun ombak menjemput pantai. Tersedu dalam keibaan.

Dia masih muda, tubuhnya masih segar sesegar mangga manalagi saat matang dan dikupas. Namun kini teronggok tanpa sinar yang mampu mendulang rasa. Seharusnya, dia tak disini, berkumpul dengan teman dan keluarga yang dikasihi. Masa muda yang seharusnya dilalui dengan bahagia, penuh kreatifitas.. seakan tak masuk dalam agenda perjalanan hidup yang dilalui.

"Dia korban perkosaan...", kata lelaki yang juga sedang mengantri disebelahku.
Aku terhenyak. Astagfirulloh... perkosaan?

"perkosaan Pak? perkosaan oleh siapa?", tanyaku penasaran.

"Setahu saya, dia diperkosa ayah tirinya, sekitar 2 tahun yang lalu. sekarang anaknya diurus neneknya, dan dia sering begitu saat obatnya habis..", lanjut lelaki yang akhirnya kutahu bernama Pak Dibyo.

"Kasihan... kenapa ga ada yang peduli Pak?", kutanya lagi Pak Dibyo. Lelaki ini tahu banyak tentang wanita itu, karena mereka ternyata bertetangga.

"Sejak ibunya menikah lagi, ibunya bekerja di Arab, sementara Reni dan adiknya Bayu tinggal bersama nenek dan ayah tirinya mbak. Masyarakat disini sudah curiga karena Reni jarang keluar rumah, tapi terlihat gemuk dan selalu memakai daster. Saat sore, tiba-tiba neneknya Reni keluar rumah dengan tergoboh-goboh, memanggil bidan Ninik. Ternyata Reni melahirkan bayi perempuan. Dan ayah bayi itu adalah kakeknya sendiri..", jelas Pak Dibyo panjang lebar.
Astagfirullahaladzim...
Dimana hati nurani manusia jaman sekarang? Sampai tega melampiaskan kebejatannya pada anaknya sendiri? Apakah ini tanda dunia akan berakhir dengan adab-Nya?
Aku masih terpaku dengan cerita Pak Dibyo, sampai saat perawat memanggil namaku untuk masuk ke ruang periksa. Dan entah mengapa, tiba-tiba saja aku merasa sudah sehat..

#gambar kuambil dari sini

51 komentar:

  1. Alhamdulillah pertamax.. Cepet sembuh ya sobat.. biar bisa berbagi cerita lagi.. salam blogwalking..

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih akang, salam hangat juga dengan secangkir jahe :D

      Hapus
  2. Astaghfirullahal 'adzim.. manusia semakin ke sini semakin hilang akalnya, seperti itu pula yang dikatakan Rasulullah bukan? kalau nanti di akhir jaman Allah akan sedikit demi sedikit mengambil akal manusia, makanya itu orang jadi aneh2 tingkahnya, jadi lebih keji daripada hewan.. kasian ya cewek itu :(.. btw cepet sembuh mba :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah dunia disekitar kita, ternyata banyak kedzaliman dan hilangnya keimanan... makasih doanya :)

      Hapus
    2. hooh akan semakin begitu sampai..

      Hapus
  3. astaughfirullah..
    ngeri aku bacanya :'(

    semoga wanita itu selalu di beri ketabahan
    amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. amiiiiieeeennnn... makasih ya, saling mendoakan akan menjadikan kita lebih mulia

      Hapus
  4. Naudzubillahimindzalik.. Semoga cukup tidak ada Reni Reni yang lain.. Menyedihkan bener ya Allah-_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. amien... pertebal keimanan akan selalu menjaga kita dari apapun yang tidak baik

      Hapus
  5. itulah dunia, maksud aku dunia gelap yang belum lama kita ketahui. dan masih banyak dunia lain disana. . .met kenal aja
    dan sehat selalu
    thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih udah mampir kesini

      lam kenal kembali... :D

      Hapus
  6. Haduh. Maaf ya. Soalnya kemarin-kemarin q maksa untuk cepet2 bikin tulisan baru. Maaf banget ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe gpp lage... emang ngepas di otak ada ide begitu :)

      ada yang baru lagi ga sob?

      Hapus
    2. Hehehe. Syukur deh kalau gitu. Kalau di tempatku sih ada yang baru tapi gak terlalu penting. (qiqiqi padahal semuanya yang ada di blog madjongke gak penting. Sobatku satu ini tahu gak ya. mudah-mudahan tidak)

      Hapus
  7. widih, sadis ya tuh bapak tiri, hmmm, bukannya jagain anaknya eh malah dirusakin, perkuat iman nih kudunya

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang tuh gan, stupid banget :p hehehe
      semoga jadi cermin buat kita
      makasih udah nengok kesini

      Hapus
    2. kalo nengok nya dua kali boleh kan, ???
      tengok kiri tengok kanan, hahaha :D

      Hapus
    3. berarti dua arah kan gan... kalo ga' brarti lagi pegel lehernya tuh :D

      Hapus
  8. kakek..?

    sudah tua tapi masih menjadi jadi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. tua-tua keladi gan... naudzubillahi min dzalik

      Hapus
  9. Turut prihatin atas musibah yang menimpa wanita itu, dan semoga kejadian seperti tidak terjadi lagi, tutup semua peluang terjadinya tindak kejahatan. Berani lapor kepada aparat penegak hukum. Menghela nafas dalam dalam*

    BalasHapus
    Balasan
    1. mandulnya keberanian dan rendahnya wawasan untuk membuka tabir kebenaran masih menjadi penyakit di negeri kita...

      satu-satunya adalah memperkuat keimanan, pasti akan selalu berada pada jalan yg benar

      Hapus
  10. naudzubillah.. jadi ini kisah nyata mbak?? semoga jadi pembelajaran untuk kita ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya... miris dan masih teringat sampe sekarang... amien, moga kita lebih baik kedepannya

      Hapus
  11. Ketika gerimis hadir,

    Adalah nyanyian rindu sang kekasih. Rintiknya lukiskan pelangi hati. Memberi warna pada sambutan cinta terbalas. Hari-hari tak lagi sekedar hitam dan putih.

    Gerimis berganti hujan,

    Tetesnya suburkan bunga setaman. Dalam kecupan, helai-helai mahkota luruh dalam pelukan. Tinggal kelopak penyangga penyesalan.

    Badai datang menghujam,

    Gemuruh lunturkan harapan tergenggam. Cinta tak lagi mulus tak lagi tulus. Ketika nafsu berselimut rayu. Tinggal tangisan tersisa di sudut kamar.

    (…cintailah cinta dengan bijak, karena cinta tak pernah menyakiti…)

    puisi ini nyambung gak yah..???

    BalasHapus
    Balasan
    1. nyambung akang... kalo ga disambungin pake kata assalamu'alaikum.. dan dijawab dengan wa'alaikumsalam *makin ga nyambung ya? :D

      Hapus
  12. makasih kunjungannya...

    salam kenal

    BalasHapus
  13. sadis banget tuh ...
    Bejad ...
    Gue benci cowok
    *eh ga jadi, gue kan juga cwo, hahaha

    salam kenal, following sukses #34 :)
    di tunggu folback na

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, makasih dah mampir disini...

      ukey, tunggu ane di TKP

      Hapus
  14. astaughfirullahhaladziim :O
    kisah nyata??
    yaampun kasiann :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. begitulah hidup sobat.. semoga kita dapat mengambil hikmahnya :)

      Hapus
  15. aku suka dengan kata2 ini "Dimana hati nurani manusia jaman sekarang? Sampai tega melampiaskan kebejatannya pada anaknya sendiri? Apakah ini tanda dunia akan berakhir dengan adab-Nya?

    Benar sekali, jaman sekarang jati diri manusia setengah hilang dikarenakan hati nurani didalam jiwa manusia terhapus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih jejak katanya... kita pertebal keimanan, Insya Alloh akan menjauhkan kita dari hal2 yang sedemikian

      Hapus
  16. kakek kurang ajar,,
    semakin tua bukan semakin bijaksana tp semakin gila bgt,,

    diman hati nuraninya, cucu sendiri di dholimi,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. tua-tua keladi... sudah tua, masih bernyali :p

      Hapus
  17. Kesimpilannya Disinilah.........dan beginilah.....mungkin ini yang namanya Romantika kehidupan.......
    Terima kasih sahabatku......postingannya selalu memberikan keceriaan yang baik dan selalu menarik...terutama buat renungan kita.........

    BalasHapus
  18. kyanya saya baru berkunjung nih ,,, :D
    slm kenal dari saya ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe... santai aja gan...
      makasih dah mampir,
      salam kenal kembali

      Hapus
  19. zaman sekarang hati nurani itu udah terancam punah mbak inilah yang namanya romantika....banyak2 berserah pada yang kuasa...
    cepet sembuh ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih sobat... semoga kita dijauhkan dari hal2 yang merugikan. amien

      Hapus
  20. dan akhirnya saya berjalan sampai disini juga, karena ini kunjungan pertama saya ingin mengucapakan salam kenal dulu, dan menyimak artikel ini dan yang lainnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal kembali, terimakasih sudah blogwalking sampai ke rumah gores ini... semoga menambah tali silaturahim dan bermanfaat...

      Hapus
  21. Selalu ada hikmah dibaliknya ya mbak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sobat.... jadikan kita sebagai murid yang pintar bagi kehidupan...

      Hapus
  22. trauma memang tidak menyenangkan. semoga bisa survive bangkit lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. selalu akan bangkit :) makasih jejak katanya

      salam kenal

      Hapus
  23. mungkin memang tanda tanda akhir zaman ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. naudzubillahi min dzalik... semoga kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT

      Hapus
  24. alhamdulillah udah sehat mbak,

    si kakek hebat
    tapi lebih hebat lagi kalau dia bisa menahan nafsunya
    dasar kakek harusnya mengayomi malah menggagahi
    dunia-dunia dikau sudah semakin tua dan renta

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya alhamdulillah....

      yang komen calon kakek juga ne, waspada ya... hehehe

      Hapus

tinggalkanlah jejak katamu sahabat... jangan tinggalkan bom kata, tapi tinggalkan sesuatu yang manis untuk berbagi.. ^_^
kunjungan balasan akan diteteskan secepatnya..